Lamannya Azki

Kamis, 02 Januari 2020

Untuk Hati yang Terluka - NKCTHI Film Review

Image result for nkcthi film

Tenangkan hati
Semua ini bukan salahmu
Jangan berhenti
Yang kau takutkan takkan terjadi


Kunto Aji - Rehat


Begitu masuk bioskop, langsung disambut lagu Kunto Aji dengan scene sepasang suami istri yang kerimpungan pergi ke rumah sakit karna mau melahirkan. Waw, tumben banget ini udah mulai padahal masih 10.58, 2 menit sebelum jadwal filmnya. Beda banget sama nonton di cgv/xxi bandung yang... iklannya 10-15 menit sendiri setelah jam tayang filmnya. Makanya, kalo berangkat mepet ga takut ketinggalan sih, lah ini.. telat masuk semenit aja keknya udah ketinggalan hampir satu scene. 

Alur film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini ternyata maju mundur. Film yang diadaptasi dari buku karya Marchella fp ini agak memberikan ekspektasi yang tinggi kalo diliat dari boomingnya buku itu. Mari masuk ke filmnya. Di awal bakal dikasih lihat saat Angkasa-Aurora-Awan (ketiga anak ayah dan ibunya) pas masih kecil, lalu bisa dilempar ke masa saat mereka udah tumbuh dewasa dengan masalahnya masing-masing. 

Dimulai dengan kisah anak bungsunya yang bernama Awan. Kalau yang gue liat, Awan ini tipikal anak bungsu yang sangat diperhatikan ayahnya (bukan dimanja yaa). Dan perhatian itu berefek pada masalah Awan selanjutnya pas udah besar yaitu dia merasa dikekang dan gak dikasih pilihan untuk menentukan keputusan sendiri. Ternyata, gak cuman Awan aja yang kena imbas, kakak pertamanya, Angkasa, mau gamau harus memperhatikan Awan juga atas perintah ayahnya. Kakak keduanya, Aurora, juga jadi berpikir kalau ayahnya hanya sayang sama Awan. Yha, tipikal masalah keluarga yang punya anak lebih dari satu. Gue masih yang kayak biasa ajaa.. oh itu masalahnya. 
Image result for nkcthi awan
Aurora (Sheila Dara) - Angkasa (Rio Dewanto) - Awan (Rachel Amanda)
Awan ini turns out jadi anak yang agak mau memberontak, mencari diri gara-gara dari kecil udah ditentuin mulu arah hidupnya. Digambarin sebagai fresh graduate yang lagi masa percobaan di sebuah firma Arsitektur, dimana dia pengen banget kerja disitu karna yang punya firmanya merupakan arsitektur idolanya. Tapi, naas banget ga sesuai rencana. Gara-gara itu, dia sampai mengalami kecelakaan. Selanjutnya dia ketemu sama Kale (Ardhito Pramono). My luvly Ardhito ternyata beneran maen filmnya dengan banyak scene! Dikira bakal ngisi soundtrack aja atau cuman muncul sebentar. Tapi, di film ini peran dia lebih dari itu. 

Disini, dia nampilin sepotong Bitter Lovenya sambil main piano. (Aaah, harusnya waktu ITB Insight kemaren di kampus dia boleh tampil ajaaa;"), sedih banget gue tiba-tiba dibatalin gajadi tampil Ardhitonya. It's another story). Dari Kale ini seperti menemukan suatu jawaban tentang yang dirasa akhir-akhir ini. Dengan terikat terhadap seseorang, lo jadi punya tanggung jawab buat ngebahagiain orang tersebut. Padahal untuk menjadi bahagia itu tanggung jawab masing-masing individunya. Huaaaa. Setiap scene yang ada Kale sama Awannya, pasti senyum-senyum sendiri. Apalagi, i'm not prepare for that Hindia - Secukupnya scene ;) just watch it.  

Selanjutnya, ada Aurora si anak tengah yang selalu mandiri dan punya ambisi untuk mimpi-mimpinya. Pas kecil digambarin kalo Aurora ini mau banget jadi atlet renang, pas udah besar berubah menjadi seniman yang lagi mempersiapkan pameran seni nya sendiri. Nah, si Aurora ini cenderung jarang menunjukkan perasaannya, pendiem banget lah kayak ga disinggung masalah dia tuh apa. Tapi, meledak saat ada masalah di pamerannya. Hua, gila bgt. Scene dia ini cocok banget diputernya sama lagunya Isyana yang baru. 

Untuk hati yang terluka
Tenanglah, kau 'tak sendiri
Untuk jiwa yang teriris
Tenang, 'ku 'kan temani
Hidup itu sandiwara
Yang nyata ternyata delusi
Terlarut posesi berujung kau gila sendiri

Isyana Sarasvati - Untuk Hati yang Terluka



Sumpah yaaa itu pas banget sama keadaannya dan secara gak langsung nunjukkin perasaan si Aurora. Beh, terus baru sadar kalo soundtrack tiap scene nya sangat relate gitu.... dan keren-keren semua :'). Tapi diakhir, Aurora akhirnya memilih buat sendiri mengejar mimpinya jauh dari keluarga. 

Kemudian, ada anak sulung, Angkasa. Sebagai anak pertama di keluarga, apa yang dirasain Angkasa sangat-amat persis seperti yang gue alamin. Gimana caranya menjaga adek, harus selalu ngasih contoh ke adek dan selalu disalahin kalo adeknya kenapa-napa. Aktingnya Rio Dewanto gak diraguin banget lah. Dibalik sikapnya yang sangat menjaga ke adek-adeknya, dia punya rahasia sama Ayah dan Ibunya. Semuanya meledak sesaat setelah masalah di pameran Aurora. Ini sangat epic scenenya, karna pasti nangis deh :'( 

Oh iya, iri deh liat pasangan Angkasa dan Lika (Agla Artalidia). Kapan yaa bisa punya cowo kayak Angkasa, tapi bisa juga punya sifat kayak Lika yang bener-bener nemenin dan ngertiin Angkasa saat keadaan apapun. Soon yaa, wkwkwk doakan saja. 

Pokoknya film NKCTHI ini film keluarga yang harus banget ditonton dan siapin tisu ataupun sapu tangan, bakal nangis bombayyy. Tiap dialognya, akting pemainnya, gue merasakan setiap orang yang terlibat dalam film ini ngelakuinnya dengan sepenuh hati dan bisa mewujudkan karya yang se-sentimental ini. Big Applause! Pas dicari tau siapa sutradaranya ternyata, Angga Dwimas Sasongko, sutradara film Filosofi Kopi jugaa dan ternyata produser pula di film Keluarga Cemara (Another fav movie!). Penulis skenarionya juga ternyata influencer favorite di instagram; Jenny Jusuf! Hua keren bet. 

Here's a list of Soundtrack(s); https://www.youtube.com/watch?v=jtYQKdKcTKk 

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Wah, ternyata mulai pertengahan taun lalu, rajin juga yaaa nonton film Indonesia di bioskop (kecuali horror :p). Ya, semenjak nyesel gak nonton  Athirah karyanya Riri Riza di bioskop, sekarang hampir selalu menyempatkan nonton film Indonesia di bioskop. Karna susah juga nyari di internet wkwkwk (RIP Indoxxi:( ). 

Oiya, mulai taun 2020 ini mau rajin nulis review film yang udah ditonton!! Biar ngelatih otak juga yaa. Terus, dari film yang ditonton hari ini jadi sadar kenapa suka nonton sendiri. Keknya selama di Cirebon, seneng banget nonton sendirian. Ya soalnya cgv yang gracit deket banget sama rumah, dibandingkan harus ke csb. Udah gitu masih sepi dan jarang ketemu orang yang dikenal hahaha. 

Ternyata gue butuh 'space' dalam nonton, apalagi film-film kayak gini. Butuh sendiri biar fokus, ga gengsi sama emosi terhadap filmnya, kayak nonton flm di laptop aja sendirian di kamar. Ya beda sih kalo filmnya macem Harry Potter atau film-film lain yang butuh partner diskusi, itu pasti nonton minimal berdua lah ya. Dan kedepannya keknya bakal cari seat yang pojok dan sebelahnya kosong, enakeun ternyata! Daripada yang strategis di tengah tapi kanan kirinya orang asing (apalgi kalo rese, brisik, atau bahkan bau kayak pas nonton imperfect sama gundala.. heuuuu, ga nyaman abis). Oiya, selama nonton sendiri, sering banget sih diliatin orang kayak yang tatapannya tuh "Lah, nonton kok sendiri?" pengen banget tak bales, ya terus kenapa? 

Mau review juga ah film Imperfect sama Habibie&Ainun 3, tapi nanti hahaha. 

Terima kasih anyway yang udah mau baca! See you on next film review! 
Cheers, Azki. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar